Jumat, 23 Desember 2016

TATA NIAGA DAN HASIL TERNAK

Tugas Individu


TATA NIAGA DAN HASIL TERNAK










Oleh :

GORISMAN MATUALESI
NIM. L1A1 13 009







JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016

PEMBAHASAN

1. Konsep Efisiensi
Efisiensi terjadi karena adanya suatu kegiatan atau usaha yang dinilai oleh perusahaan/lembaga telah banyak menghabiskan resources namun manfaat yang dirasakan oleh perusahaan sangatlah kecil, maka perusahaa/lembaga tersebut melakukan peninjauan kembali semua aspek yang ikut serta dalam kegiatan/usaha tersebut ditutup kemudian diganti dengan kegiatan/usaha yang lain oleh perusahaan sehingga memberi manfaat yang besar bagi perusahaan.
Singkatnya menurut Kamus Lengkap Ekonomi (2002:149) Bahwa: “Efisiensi adalah Rasio atau perbandingan usaha atau kerja yang berhasil, dan seluruh kerja atau pengorbanan yang dikerahkan untuk mencapai hasil tersebut dengan kata lain, rasio antara input dan output”.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Efisiensi merupakan sebuah metode perbandingan antara usaha yang dilakukan dengan hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perusahaan dalam melakukan kegiatan.
Sementara itu efektivitas menurut Sondang P. Siagian (2001:20) mengatakan bahwa: “Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, dana, sarana, dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang dan jasa dengan mutu tertentu tepat pada waktunya”.
Jadi efektivitas adalah suatu bentuk perbandingan antara pemanfaatan kemampuan sarana perusahaan dengan waktu yang tercapai dalam usahanya untuk mendapatkan hasil yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sedangkan konsep efektivitas menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (2000:376) bahwa : “Efektivitas merupakan Manfaat, pengaruh, akibat, dan sebagainya”, yang timbul akibat pemanfaatan segala sesuatu dalam melakukan kegiatan atau usaha”.
Ada beberapa hal penting yang perlu digaris bawahi dari definisi efisiensi dan efektivitas di atas yaitu :









Efisiensi    = Input : Output

Efektivitas = Sumber pemanfaatan yangdimiliki perusahaan :
penyelesaian sebuah pekerjaan

 
 



Namun perlu disadari bahwa standar atau ukuran yang pasti dalam menilai suatu kegiatan usaha yang dilakukan oleh setiap perusahaan berjalan dengan konsep efisiensi dan efektivitas  sangatlah sulit karena itu semua bergantung bagaimana pihak manajemen dari perusahaan menilai semua kegiatan usahanya sehingga bisa diketahui kegiatan atau usaha yang mana telah berjalan sesuai dengan konsep efisiensi dan efektivitas yang diinginkan oleh pihak manajemen perusahaan.
            Sistem pasar persaingan sempurna menjadi basis awal berkembangnya teori efisiensi, dimana pasar melalui tangan tidak terlihat akan selalu mengalokasikan sumberdaya secara efisien kepada para pelaku ekonomi didalam pasar persaingan sempurna. Namun begitu, saat konsep tersebut menjadi usang, karena banyak sekali ditemukannya kegagalan pasar. Dalam teori ekonomi yang lebih maju, ditemukan sebuah konsep keseimbangan pasar yang di kenal dengan The Fundamental Theorem of Welfare Economics, dimana teori ini mengemukakan hubungan antara konsep keseimbangan pasar dengan konsep pareto efisiensi. Teori ini terdiri dari first theorem dan second theorem.  The first theorem menyatakan bahwa dalam keadaan tertentu competitive ekonomi adalah selalu pareto efisien. Dimana dalam keadaan pareto efisien individu yang melakukan pertukaran akan mencapai kepuasan maksimal tanpa membuat individu lain menjadi lebih buruk. Hal ini mengandung pengertian bahwa ternyata terdapat perbedaan alokasi sumberdaya dalam perekonomian diantara setiap individu yang tergantung dari initial endowmen masing-masing individu. Implikasi lainnya adalah dalam the first theorem ini adalah timbulnya sebuah kegagalan pasar yaitu eksternalitas, monopoli alamiah, dan barang-barang publik.
Ditinjau dari teori ekonomi ada dua macam pengertian efisiensi, yaitu efisiensi teknis dan efisiensi ekonomi. Efisiensi ekonomi mempunyai sudut pandang makroekonomi, sementara efisiensi teknis mempunyai sudut pandang mikroekonomi. Pengukuran efisiensi teknis cenderung terbatas pada hubungan teknis dan operasional dalam proses konversi input menjadi output. Sedangkan dalam efisiensi ekonomi, harga tidak dapat dianggap sudah ditentukan (given), karena harga dapat dipengaruhi oleh kebijakan makro (Sarjana, 1999).
Menurut Farrell (1957) efisiensi dari perusahaan terdiri dari dua komponen, yaitu efisiensi teknis dan efisiensi alokatif. Efisiensi teknis mencerminkan kemampuan dari perusahaan dalam menghasilkan output dengan sejumlah input yang tersedia. Sedangkan efisiensi alokatif mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengoptimalkan penggunaan inputnya, dengan struktur harga dan teknologi produksinya. Kedua ukuran ini yang kemudian dikombinasikan menjadi efisiensi ekonomi (economic efficiency). Suatu perusahaan dapat dikatakan efisien secara ekonomi jika perusahaan tersebut dapat meminimalkan biaya produksi untuk menghasilkan  output tertentu dengan suatu tingkat teknologi yang umumnya digunakan serta harga pasar yang berlaku.
Menurut Kumbhaker dan Lovell (2000), efisiensi teknis hanya merupakan satu komponen dari efisiensi ekonomi secara keseluruhan. Namun, dalam rangka mencapai efisiensi ekonominya suatu perusahaan harus efisien secara teknis. Dalam rangka mencapai tingkat keuntungan yang maksimal, sebuah perusahaan harus memproduksi output yang maksimal dengan jumlah input tertentu (efisiensi teknis)  dan memproduksi output dengan kombinasi yang tepat dengan tingkat harga tertentu (efisiensi alokatif).


2. Efisiensi Melalui Konsep Analisa Struktur Perilaku dan Pelaksanaan Pasar
Pemasaran adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen secara paling efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan efektif (Hasyim, 1994).
Dalam pemasaran terjadi suatu aliran barang dari produsen ke konsumen dengan melibatkan lembaga perantara pemasaran.  Seluruh lembaga perantara pemasaran memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan saluran pemasaran, karena jika terdiri dari rantai pemasaran yang panjang, maka biaya pemasaran yang dikeluarkan menjadi lebih besar.
Menurut Assauri (1996), pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan, karena pemasaran merupakan pintu terdepan untuk mengalirnya dana kembali ke dalam perusahaan.  Kelancaran masuknya kembali dana dari hasil operasi perusahaan sangat ditentukan oleh bidang pemasaran.  Pencapaian keuntungan usaha perusahaan sangat ditentukan oleh kemampuan perusahaan memasarkan produk perusahaan dengan harga yang menguntungkan.
            Semua kegiatan ekonomi, tidak terkecuali pemasaran, juga menghendaki adanya efisiensi.  Menurut Mubyarto (1989), sistem pemasaran dianggap efisien apabila memenuhi dua syarat, yaitu:
(1)  Mampu menyampaikan  hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumen dengan biaya serendah mungkin.
(2)  Mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar konsumen akhir kepada semua pihak yang telah ikut serta di dalam kegiatan produksi dan kegiatan pemasaran komoditas tersebut.
Pengertian adil  disini adalah perbandingan antara pengorbanan yang dikeluarkan dan keuntungan yang diperoleh setiap komponen pemasaran berada dalam keseimbangan.
Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan pada usaha untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran.  Menurut Nitisemito (1981) dalam Hasyim (2003), pemasaran adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen secara paling efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan efektif.  Menurut Soekartawi (2002), biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pemasaran, meliputi biaya pengangkutan, biaya sortir, biaya pengemasan, dan biaya tenaga kerja yang digunakan.  Makin efisien pemasaran yang dilakukan, makin kecil biaya pemasaran yang dikeluarkan.  Besarnya biaya pemasaran berbeda satu sama lain disebabkan oleh : (a) macam komoditi, (b) lokasi pemasaran, (c) macam lembaga pemasaran dan (4) efektivitas pemasaran yang dilakukan.
            Menurut Soekartawi (2002), untuk melakukan analisis terhadap sistem atau organisasi pasar dapat dilakukan dengan model S-C-P (structure, conduct dan performance).  Pada dasarnya, sistem atau organisasi pasar dapat dikelompokkan ke dalam tiga komponen, yaitu :
a.   Struktur pasar (market structure), merupakan gambaran hubungan antara penjual dan pembeli yang dilihat dari jumlah lembaga pemasaran, diferensiasi produk, dan kondisi keluar masuk pasar (entry condition).  Struktur pasar dikatakan bersaing bila jumlah pembeli dan penjual banyak, pembeli dan penjual hanya menguasai sebagian kecil dari barang yang dipasarkan sehingga masing-masing tidak dapat mempengaruhi harga pasar (price taker), tidak ada gejala konsentrasi, produk homogen, dan bebas untuk keluar masuk pasar.  Struktur pasar yang tidak bersaing sempurna terjadi pada pasar monopoli (hanya ada penjual tunggal), pasar monopsoni (hanya ada pembeli tunggal), pasar oligopoli (ada beberapa penjual), dan pasar oligopsoni (ada beberapa pembeli).
b.  Perilaku pasar (market conduct) merupakan gambaran tingkah laku lembaga pemasaran dalam menghadapi struktur pasar, untuk tujuan mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, yang meliputi kegiatan pembelian, penjualan, penentuan harga, serta siasat pasar, seperti  potongan harga, penimbangan yang curang, dan lain-lain.
c.   Keragaan pasar (market performance) merupakan gambaran gejala pasar yang tampak akibat interaksi antara struktur pasar (market structure) dan perilaku pasar (market conduct).


DAFTAR PUSTAKA

Alfarisi, D. 2005. Analisis Struktur dan Kinerja Industri Pulp dan Kertas Indonesia [jurnal]. KPPU RI.
Alistair, A. 2004. Analisis Struktur-Perilaku-Kinerja pada Industri Tepung Terigu di Indonesia Pasca Penghapusan Monopoli Bulog [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Amaliah. 2007. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Impor Susu Indonesia [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Andiani, I. 2006. Analisis Struktur-Perilaku-Kinerja Industri Susu di Indonesia [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Capricorn Indonesia Consult. 2006. Perkembangan Produksi Susu dan Sapi Perah Indonesia. Capricorn Indonesia Consult, Inc.
Departemen Perindustrian. 2009. Road Map Industri Susu. Dirjen Industri Agro dan Kimia.
Gujarati, D.1978. Ekonometrika Dasar. Zain dan Sumarno [Penerjemah].Erlangga, Jakarta.